Menjamurnya
game center di kota-kota Indonesia tak lepas dari game online-nya yang
super seru. Game seperti Point Blank, Warcraft, Lineage II: The Chaotic
Throne dan lain-lain amat digandrungi oleh remaja negara ini, mulai SD
hingga mahasiswa, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini berimbas
pada semakin terpinggirkannya permainan-permainan lokal Indonesia.
Padahal, banyak sekali game (baca: permainan tradisional) warisan
orang-orang terdahulu yang tidak kalah menarik untuk dimainkan. Game
seperti dakon, pathil lele atau benthik, egrang dan lain-lain sangatlah
seru untuk dimainkan. Nah, salah satunya adalah engklek.
Engklek sudah muncul sejak dulu, bahkan sebelum kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terekam jelas dalam Baoesastra
(Kamus_red) Jawa karangan W.J.S Poerwadarminto, terbitan 1939.
Disebutkan bahwa kata engklek diartikan sebagai "melompat-lompat dengan
satu kaki". Permainan ini umumnya dilakukan secara individual, tapi ada
juga yang memainkan secara kelompok. Sayangnya, generasi muda jaman
sekarang seperti menutup mata terhadap kesenian-kesenian lokal ini. Bila
mereka ditanyai tentang engklek, mungkin mereka akan menjawab begini:
"Engklek? Apaan tuh? Game online baru, ya?" Padahal, akan sangat
menyenangkan dan bermanfaat bila ada sanggar khusus untuk
permainan-permainan tradisional. Terlebih, di Jogja dan Solo yang
notabenya adalah salah satu kota budaya yang memiliki nilai sejarah
tinggi.
Anda penasaran bagaimana cara memainkannya? Ikuti instruksi dibawah ini.
Bahan-bahan
1. Pion yang terbuat dari pecahan genting atau batu yang pipih. Dalam bahasa Jawa, pion ini disebut dengan Gacuk.
2. Arena permainan. Karena ini adalah permainan tradisional, maka arena
permainannya tak usahlah membeli, cukup dengan membuatnya diatas tanah
yang tidak terlalu keras. Ada beberapa versi arena, seperi bintang,
melingkar ataupun yang orisinil (yang berbentuk seperti salib).
Cara bermain
1. Terlebih
dahulu, player (saya sebut player supaya permainan ini terkesan modern
sedikit) haruslah hompimpah atau suit dulu, untuk menentukan player mana
yang melangkah duluan.
2. Player
yang mendapat giliran pertama harus melemparkan gacuknya ke dalam kotak
pertama. Ingat, harus masuk ke dalam area kotak yang pertama. Bila
menyentuh garis pembatas atau malah keluar dari area, permainannya
dianggap mati (atau dud dalam istilah Jawa) dan digantikan oleh lawannya.
3. Begitu
player melempar gacuknya dengan tepat, player harus melompat-lompat
dengan satu kaki tanpa menginjak kotak yang didiami gacuk hingga
mencapai kotak terakhir. Kemudian player harus berbalik dan kembali
lagi. Saat kembali itulah, player harus mengambil kembali gacuknya. Bila
kelupaan tidak mengambilnya, matilah ia. Ingat, menyentuh garis
pembatas, berarti mati.
4. Player
yang telah menyelesaikan semua area boleh memilih salah satu kotak
untuk dijadikan area yang hanya boleh diinjak olehnya saja. Cara memilihnya adalah dengan melemparkan gacuknya tadi.
5. Saat
semua area telah dimiliki oleh masing-masing player, saat itulah semua
area yang dimilikinya dihitung. Player yang memiliki lebih banyak area
ketimbang lawannya, dialah yang akan memenangkan permainan ini.
0 komentar:
Posting Komentar